Kini ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dihitung
dari kelahirannya pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14
Maret 1964, telah berumur 49 tahun. Sebagai salah satu organisasi otonom dalam
muahmmadiyah, IMM menegaskan diri sebagai organisasi kader yang memiliki peran
strategis bagi keberlangsungan dan penyempurnaan gerakan Muhammadiyah.
Kelahiran dan kehadirannya di pentas gerakan kepemudaan dan kemahasiswaan
bukanlah suatu peristiwa kebetulan dalam sejarah, melainkan akan pentingnya
kaderisasi dalam melanjutkan visi dan misi perjuangan cita-cita K.H. Ahmad
Dahlan. Oleh karena itu IMM Merupakan suatu keharusan sejarah bagi perjalanan
persyarikatan.
A. Pengertian dan sejarah kelahiran IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah
salah satu organisasi otonom Muhamadiyah yang notabene dari kaum terpelajar
yaitu mahasiswa. Tujuannya adalah untuk menyiapkan kader islam yang khas dalam
aspek normatif serta ideologis Muhammadiyah yaitu amar ma’ruf nahi munkar.
Pemikiran untuk membentuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah sejak tahun 1958,
kemudian pada tahun 1962 diselenggarakan konggres mahasiswa Muhammadiyah di
yogyakarta pada tanggal 26 Syawal 1384 H yang bertepatan dengan tanggal 14
maret 1964 M, organisasi ini (IMM) resmi berdiri. Kemudian mengadakan
musyawarah nasional ke-1 di Solo pada tanggal 1 – 5 Maret 1965 dan menegaskan
diri sebagai gerakan mahasiswa islam berskala nasional, yang lebih terkenal
dengan Deklarai kota barat.
B. Faktor / Pengaruh Berdirinya IMM
- Situasi
Sosio Kultural Kehidupan negara yang mengalami konflik nasional
berkepanjangan dengan adanya Dekrit Persiden 5 juli 1959 serta
pemberontakan G 30 S PKI, juga berbagai peristiwa di bidang ekonomi,
sosial dan politik yang akhirnya menyebabkan pola pikir dan pola hidup
rakyat Indonesia berubah.
- Situasi
Kemahasiswaan Situasi kemahasiswaan pad amasa itu adlaah merupakan kondisi
organisasi mahasiswa yang terkotak-kotak dalam bingkai politik sehingga
orientasi gerakannya sudah tidak murni lagi (menyimpang). Latar belakang
inilah yang mendorong assabiqubal awwalun IMM seperti Djasman Al-Kindi,
Sudibyo Markus, R. Sholeh, M. Arif, Amin Rais dan lain-lainnya.
C. Identitas IMM
Secara histori-normatif IMM digagas
dan disosialisasikan melalui peranan dan kulturisasi tiga ide dasar sebagai
identitas gerakan yaitu :
1. Intelektualitas Sebagai kaum
intelektual yang harus berpikir secara rasional atau ilmiah maka IMM membangun
tradisi intelektual dan wacana pikiran adalah langkah yang pertama dan utama.
Hal ini dilaksanakan dengan pencerahan intelektual (Intelektual enlightment)
dengan modl pendekatan individualisasi (upaya mengoptimalkan potensi oleh
kesadaran dan penyadaran individu).
2. Religiusitas Orang yang berilmu
harus punya moralitas yang baik untuk dapat dipertanggungjawabkan pada dirinya
sendiri, ornag lain, masyarakat dan tuhannya. Agar tidak bebas nilai maka
intelektual itu diperkuat dan dipertajam melalui hati nuraninya dengan Quwwatul
aqidah (tauhid) secara kontinyu serta terarah dengand asar tidak merugikan diri
sendiri, orang lain dan masyarakat.
3. Humanitas Kebenaran melakukan
aktualisasi dari keduanya diatas adlaah sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi,
dengan mengokohkan dan merealisasikan di masyarakat luas dalam rangka
memberikan jawaban dengan amaliah nyata, dan inilah eksistensinya (Courage to be).
Dalam tatanan praktisnya IMM harus maupun berhubungan dengan segala pluralitas
masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan. Dengan tiga ide dasar
kultur gerakan inilah IMM akan solid esktrabilished dan terus berkembang secara
menyeluruh sesuai tujuannya.
D. Prinsip IMM
Untuk mengembangkan kedepannya yang
semakin banyak tantangan, maka perlu sebuah prinsip sebagai bekal semangat
(ghiroh) serta dasar atau landasan perjuangannya.
1. IMM adalah merupakan organisasi
kader yang bergerak dibidang kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan. -IMM
adalah organisasi mahasiswa yang bergerak dibidang da’wah dengan ciri khas
Muhammadiyah.
2. IMM adlah organisasi kader dan
bukan organisasi massa untuk kepentingan kelompok tertentu.
3. Landasan berfikir dan bertindak
IMM adalah Al Qur’an Assunah dan ijtihad.
4. Sebagai semboyan IMM adalah
“Fastabiqul Khoirot” yaitu berlomba-lomba dalam kebajikan.
5. Motto atau jargon IMM adalah :
· Anggun dalam moral, unggul dalam
intelektual.
· Rajin kuliah, aktif dalam
organisasi, taat beribadah, dan sukses dalam berprestasi.
E. Struktur Kepemimpinan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM)
1. Dewan Pimpinan Pusat adlah
jenjang kepemimpinan IMM tingkat Nasional
2. Dewan Pimpinan daerah adalah jenjang
kepemimpinan IMM tingkat wilayah Muhammadiyah atau tingkat propinsi
3. Dewan Pimpinan Cabang adalah
jenjang kepemimpinan IMM tingkat daerah Muhammadiyah atau tingkat Daerah
Kabupaten / Kotamadya (Dati II)
4. Pimpinan Korkom adalah jenjang
kepemimpinan IMM ditingkat perguruan tinggi sebagai pembantu pimpinan cabang,
setelah garis koordinasinya cari cabang langsung ke Komisariat
5. Pimpinan komisariat adalah
jenjang kepemimpinan IMM di tingkat fakultas atau jurusan diperguruan tinggi
F. Bentuk dan Arti Lambang IMM
Bentuk:
Perisai Pena
Berarti
lambang orang yang menuntut ilmu.
Berlapis
tiga maknanya : Iman, Islam dan Ikhsan atau Iman, Ilmu dan Amal.
WARNA
Hitam :
Kekuatan, ketabahan, dan keabadian.
Kuning :
Kemuliaan tujuan.
Merah :
Keberanian dalam berfikir, berbuat dan bertanggung jawab.
Hijau :
Kesejahteraan.
Putih :
Kesucian
GAMBAR
Sinar
Muhammadiyah : Lambang Muhammadiyah.
Melati : IMM
sebagai kader muda Muhammadiyah
Tulisan
dalam pita : Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar